Hanya Website Staff Universitas Gadjah Mada situs lain

31 January 2020
by supriyati
Comments Off on Penguatan Implementasi Germas Melalui Tokoh Masyarakat (perangkat desa)

Penguatan Implementasi Germas Melalui Tokoh Masyarakat (perangkat desa)

Germas (Gerakan Masyarakat untuk hidup sehat) merupakan wujud nyata dari paradigma sehat. Paradigma yang menekankan pada upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif. JIka saat ini masyarakat yang mengeluh sakit terdapat 30%, maka dengan germas ini diharpkan angka tersebut dapat diturunkan. Masyarakat yang sehat semakin sehat dan yang saat ini sakit menjadi sehat.

Upaya untuk melakukan pola hidup sehat tidaklah sederhana. Selain diperlukan pengetahuan yang memadai tentang pola hidup sehat, juga perlu adanya dukungan dari berbagai pihak, agar lingkungan pun mendukung setiap usaha untuk hidup sehat. Lingkungan yang dimaksud tidak hanya terbatas pada lingkungan fisik saja, namun juga mencakup lingkungan sosial. Sebagai contoh, upaya untuk tidak merokok dan tidak terpapar asap rokok orang lain, sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sosial. Pada komunitas yang telah memiliki kesepakatan untuk tidak merokok di dalam rumah, atau dip pertemuan warga atau tidak merokok di dekat perempuan dan anak (terlebih perempuan hamil), lebih memungkinkan bagi warganya untuk tidak merokok dan tidak terpapar asap rokok. Demikian juga dengan pola makan. Niat hati untuk memeinimalkan konsumsi gorengan, namun jika setiap pertemuan warga “suguhannya” adalah gorengan, maka upaya tersebut menjadi lebih susah. Oleh karenanya, dukungan berbagai stakeholders, terutama perangkat desa ini menjadi sangat penting. Tramas di erlebih dengan adanya dana desa saat ini. Dana desa dan potensi untuk pembuatan perdes menjadi peluang besar untuk mewujudkan pola hidup sehat. sebesar 10% dari dana desa mestinya dialokasikan untuk kesehatan. Namun realitanya, alokasi anggaran dana desa untuk kesehatan masih sangat terbatas.

Pemerintah daerah sleman telah mengisiasi untuk menggandeng perangkat desa dalam implementasi Germas di SLeman. Sebagai bekal bagi para perangkat desa dalam mendukung pola hidup sehat masyarakatnya, pemerintash sleman mengadakan sosialisasi Germas pada tanggal 16 desember 2019.

Perangkat desa merupakan para pemimpin lokal yang sejatinya merupakan modal sosial (social capital) bagi masyarakat setempat untuk menjadi lebih sehat.

Berikut adalah beberapa publikasi terkait :

https://krjogja.com/web/news/read/117122/Pemkab_Sleman_Gencarkan_Germas

SLEMAN, KRJOGJA.com – Pemerintah Kabupaten Sleman melalui Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah Kabupaten Sleman selenggarakan sosialisasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) bagi perangkat Desa di wilayah Kabupaten Sleman, Senin (16/12).
Pelaksanaan sosialisasi GERMAS bagi perangkat Desa ini berlangsung di Komplek Rumah Dinas Bupati Sleman dengan menghadirkan tiga narasumber yaitu Centre For Behavior and Promotion (CHBP) Fakultas Kedokteran UGM, Supriyati dan dua narasumber pewakilan Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Cahya Prianatama dan Novita Krisnaeni.

Kepala Bagian Kesra Sekretariat Daerah Kabupaten Sleman, Iriansyah dalam kegiatan tersebut menyampaikan bahwa kegiatan sosialisasi GERMAS bagi perangkat desa merupakan implementasi sebagaimana tercantum dalam intriksi Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.
“Sebagaimana intruksi Presiden dalam kebijakannya yang ditindaklanjuti dengan SK Bupati No.6.9/Kep.KDH/A/2018, kegiatan sosialisasi GERMAS mencakupi 6 ruang lingkup kegiatan GERMAS,” katanya.
Lebih lanjut, Iriansyah menjelaskan ruang lingkup yang menaungo kegiatan GERMAS tersebut diantaranya peningkatan aktivitas fisik, peningkatan hidup bersih dan sehat, penyediaan [angan sehat dan percepatan perbaikan gizi, peningkatan, pencegahan dan deteksi dini penyakit, peningkatan kualitas lingkungan serta, pengingkatan edukasi hidup sehat.
Dalam merealisasikan ruang lingkup tersebut, Pemerintah Kabupaten Sleman terus berupaya melakukan sosialisasi melalui berbagai sektor, salah satunya melalui perangkat desa yang langsung berhadapan dengan masyarakat.
Iriansyah juga menuturkan bahwa dalam sosialisasi tersebut, perwakilan dari masing masing Desa diberikan materi berkaitan dengan implementasi kebijakan GERMAS, gaya hidup sehat dan lebih khusus terkait dengan Tuberkolosis (TB). (*)

http://news.koranbernas.id/berita/detail/pemkab-sosialisasikan-germas-bagi-perangkat-desa

Pemkab Sosialisasikan Germas Bagi Perangkat Desa

KORANBERNAS.ID — Pemkab Sleman melalui Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) menyelenggarakan sosialisasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) bagi perangkat Desa di wilayah Kabupaten Sleman, Senin (16/12/2019). Sosialisasi berlangsung di rumah dinas Bupati Sleman dengan menghadirkan tiga narasumber yaitu Centre For Behavior and Promotion (CHBP) Fakultas Kedokteran UGM, Supriyati, dan dua narasumber pewakilan Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Cahya Prianatama dan Novita Krisnaeni.
 

Kepala Bagian Kesra Slemam, Iriansyah, menyatakan kegiatan sosialisasi Germas bagi perangkat desa merupakan implementasi Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. “Sebagaimana Instruksi Presiden dalam kebijakannya yang ditindaklanjuti dengan SK Bupati No.6.9/Kep.KDH/A/2018, kegiatan sosialisasi Germas mencakup 6 ruang lingkup kegiatan,” katanya.
 

Iriansyah juga menjelaskan ruang lingkup yang menaungi kegiatan Germas tersebut diantaranya peningkatan aktivitas fisik, peningkatan hidup bersih dan sehat, penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi, peningkatan, pencegahan dan deteksi dini penyakit, peningkatan kualitas lingkungan serta, peningkatan edukasi hidup sehat.
 

Dalam merealisasikan ruang lingkup tersebut, Pemkab Sleman terus berupaya melakukan sosialisasi melalui berbagai sektor. Salah satunya melalui perangkat desa yang langsung berhadapan dengan masyarakat.
 

Iriansyah menuturkan, dalam sosialisasi tersebut perwakilan dari masing-masing Desa diberikan materi berkaitan dengan implementasi kebijakan Germas, gaya hidup sehat dan lebih khusus terkait dengan Tuberkolosis (TB). (eru)


https://setda.slemankab.go.id/sosialisasi-germas-bagi-perangkat-desa-di-wilayah-kabupaten-sleman/

Pemerintah Kabupaten Sleman melalui Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah Kabupaten Sleman selenggarakan sosialisasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) bagi perangkat Desa di wilayah Kabupaten Sleman, Senin (16/12).
Pelaksanaan sosialisasi GERMAS bagi perangkat Desa ini berlangsung di Komplek Rumah Dinas Bupati Sleman dengan menghadirkan tiga narasumber yaitu Centre For Behavior and Promotion (CHBP) Fakultas Kedokteran UGM, Supriyati dan dua narasumber pewakilan Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Cahya Prianatama dan Novita Krisnaeni.
Kepala Bagian Kesra Sekretariat Daerah Kabupaten Sleman, Iriansyah dalam kegiatan tersebut menyampaikan bahwa kegiatan sosialisasi GERMAS bagi perangkat desa merupakan implementasi sebagaimana tercantum dalam intriksi Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.
“Sebagaimana intruksi Presiden dalam kebijakannya yang ditindaklanjuti dengan SK Bupati No.6.9/Kep.KDH/A/2018, kegiatan sosialisasi GERMAS mencakupi 6 ruang lingkup kegiatan GERMAS,” katanya.
Lebih lanjut, Iriansyah menjelaskan ruang lingkup yang menaungo kegiatan GERMAS tersebut diantaranya peningkatan aktivitas fisik, peningkatan hidup bersih dan sehat, penyediaan [angan sehat dan percepatan perbaikan gizi, peningkatan, pencegahan dan deteksi dini penyakit, peningkatan kualitas lingkungan serta, pengingkatan edukasi hidup sehat.
Dalam merealisasikan ruang lingkup tersebut, Pemerintah Kabupaten Sleman terus berupaya melakukan sosialisasi melalui berbagai sektor, salah satunya melalui perangkat desa yang langsung berhadapan dengan masyarakat.
Iriansyah juga menuturkan bahwa dalam sosialisasi tersebut, perwakilan dari masing masing Desa diberikan materi berkaitan dengan implementasi kebijakan GERMAS, gaya hidup sehat dan lebih khusus terkait dengan Tuberkolosis (TB).***(Bagian Humas)
https://www.harianmerapi.com/news/2019/12/17/84790/sleman-sosialisasi-germas-bagi-perangkat-desa

Perangkat Desa di Sleman Harus Hidup Sehat

http://rri.co.id/yogyakarta/post/berita/759205/kesehatan/perangkat_desa_di_sleman_harus_hidup_sehat.html

Perangkat Desa di Sleman Harus Hidup Sehat
KBRN, Sleman: Pemerintah Kabupaten Sleman melalui Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah Kabupaten Sleman menyelenggarakan sosialisasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) bagi perangkat Desa di wilayah Kabupaten Sleman, Senin (16/12/2019).
Pelaksanaan sosialisasi GERMAS bagi perangkat Desa ini berlangsung di Komplek Rumah Dinas Bupati Sleman dengan menghadirkan tiga narasumber yaitu Centre For Behavior and Promotion (CHBP) Fakultas Kedokteran UGM, Supriyati dan dua narasumber perwakilan Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Cahya Prianatama dan Novita Krisnaeni.
Kepala Bagian Kesra Sekretariat Daerah Kabupaten Sleman, Iriansyah dalam kegiatan tersebut menyampaikan bahwa kegiatan sosialisasi GERMAS bagi perangkat desa merupakan implementasi sebagaimana tercantum dalam intriksi Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.
“Sebagaimana intruksi Presiden dalam kebijakannya yang ditindaklanjuti dengan SK Bupati No.6.9/Kep.KDH/A/2018, kegiatan sosialisasi GERMAS mencakupi 6 ruang lingkup kegiatan GERMAS”, katanya.
Lebih lanjut, Iriansyah menjelaskan ruang lingkup yang menaungi kegiatan GERMAS tersebut diantaranya peningkatan aktivitas fisik, peningkatan hidup bersih dan sehat, penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi, peningkatan, pencegahan dan deteksi dini penyakit, peningkatan kualitas lingkungan serta, peningkatan edukasi hidup sehat.
Dalam merealisasikan ruang lingkup tersebut, Pemerintah Kabupaten Sleman terus berupaya melakukan sosialisasi melalui berbagai sektor, salah satunya melalui perangkat desa yang langsung berhadapan dengan masyarakat.
Iriansyah juga menuturkan bahwa dalam sosialisasi tersebut, perwakilan dari masing masing Desa diberikan materi berkaitan dengan implementasi kebijakan GERMAS, gaya hidup sehat dan lebih khusus terkait dengan Tuberkolosis.(kus/joel)

7 February 2018
by supriyati
Comments Off on Belajar dari media massa

Belajar dari media massa

Belajar itu sepanjang hayat… dan tidak harus dilakukan secara formal di kelas. Kita dapat belajar dari siapapun. termasuk, kita dapat belajar dari media massa tentang cara berkomunikasi dengan masyarakat.

kami pun melakukannya…

http://fk.ugm.ac.id/tips-tulisan-dapat-dimuat-di-koran/

12 December 2017
by supriyati
Comments Off on Saatnya Mewujudkan Program Indonesia Sehat dengan pendekatan Keluarga (PIS-PK)

Saatnya Mewujudkan Program Indonesia Sehat dengan pendekatan Keluarga (PIS-PK)

Pemerintah Indonesia meluncurkan Program Indonesia sehat dengan Pendekatan keluarga. keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat memiliki peran kunci dalam mewujudkan Indonesia sehat. Jika selama ini, indikator yang dilakukan untuk mengukur tingkat kesehatan keluarga menggunakan indikator Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS), maka saat ini telah dikenalkan dengan Indikator keluarga sehat.

 

Apa sih bedanya antara indikator PHBS dengan indikator keluarga sehat ?

Indikator PHBS terdiri dari 10 item, sedangkan indikator keluarga sehat terdiri dari 12 item, yang meliputi :

A. Program Gizi dan KIA

1.Keluarga mengikuti KB

2.Persalinan di Faskes

3.Imunisasi dasar lengkap

4.ASI Eksklusif selama 6 bulan

5.Pertumbuhan balita dipantau tiap bulan

B. Program pengendalian penyakit tidak menular dan penyakit menular

6.Penderita TB baru, berobat sesuai standar

  1. Penderita hipertensi beribat teratur

8.PGJB tidak ditelantarkan

 

C. perilaku dan kesehatan lingkungan

9.Tidak ada anggota keluarga yang merokok

10.Keluarga memiliki dan memakai air bersih

11.Keluarga memiliki dan memakai jamban sehat

12.Seluruh anggota keluarga menjadi peserta JKN

 

Apa yang dimaksud dengan keluarga ?

Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya, serta untuk meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial (Smilkstein, 1978). Nah… jadi.. mestinya.. keluarga memfasilitasi dan menodorong setiap anggota keluarganya untuk menjadi lebih baik kompetensinya dan lebih sehat.

 

Pada program PIS PK, pendekatan keluargame menjadi salah satu cara puskesmas meningkatkan jangkauan dan sasaran dengan mendekatkan akses yankes di wilayahnya (mendatangi keluarga). Oleh karenanya perlu integrasi upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM) secara berkesinambungan dengan target keluarga, berdasar data profil kesehatan keluarga

Menurut Permenkes no 39/2016, tujuan PIS PK adalah :

  • Meningkatkan akses keluarga dan anggotanya terhadap pelayananan Kesehatan yang konprehensif (Promotif-Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif)
  • Mendukung Pencapaian SPM di Kab/Kota melalui peningkatan aksess screening kesehatan
  • Mendukung pelaksanaan JKN
  • Mendukung tercapainya Program Indonesia Sehat dalam Renstra Kemenkes 2015-2019

 

nah… dalam rangka mewujudkan PIS PK, Minat Perilaku dan Promosi Kesehatan Program Studi S2IKM memfasilitasi mahasiswanya untuk melakukan praktik promosi kesehatan sesuai kebutuhan masayrakat dan tren terkini. Salah satu bentuk praktik promosi kesehatan, yang juga merupakan pengabdian masyarakat Departemen perilaku Kesehatan, Lingkungan, dan Kedokteran Sosial Fakultas Kedokteran UGM adalah pemberdayaan masyarakat untuk mengembangkan Desa tanggap hipertensi di PUndong II, Tirtoadi, Mlati Sleman.

 

hari Minggu, 10 desember 2017, telah dilakukan deklarasi kampung Pundong sebagai dusun dengan rumah bebas asap rokok, seperti link berikut : http://fk.ugm.ac.id/2017/12/warga-pundong-sleman-deklarasikan-rumah-bebas-asap-rokok/

 

23 November 2017
by supriyati
Comments Off on Berdayakan karang taruna untuk masyarakat DIY yang ber-PHBS

Berdayakan karang taruna untuk masyarakat DIY yang ber-PHBS

Karang taruna merupakan sumber daya lokal yang telah dimiliki oleh setiap masyarakat. Potensi karang taruna sangat luar biasa. Karang taruna telah eksis pada setiap unit masyarakat (dusun/ RW), terlebih karang taruna ini adalah kumpulan pemuda yang memiliki jiwa inovasi yang tinggi, sangat melek informasi dan sangat berpotensi sebagai agent of change.

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan perilaku yang dilandasi kesadaran, sehingga masyarakat mampu mandiri di bidang pencegahan dan penanggulangan penyakit, penyehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, gizi, farmasi, dan pemeliharaan kesehatan (Depkes, 2011). Tujuan dari PHBS adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat, serta melibatkan semua pihak dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal

Sesuai dengan pedoman dari Kementrian kesehatan RI, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) memiliki 10 indikator yaitu :

  • Persalinan oleh nakes
  • Asi eksklusif
  • Menimbang bayi dan balita
  • Menggunakan air bersih
  • Cuci tangan
  • Jamban sehat
  • Membersihkan jentik
  • Makan sayur dan buah
  • Aktivitas fisik
  • Tidak merokok di dalam rumah

Usaha untuk mewujudkan masyarakat DIY yang memiliki angka capaian PHBS tinggi tidaklah mudah. Di sisi lain, masyarakat memiliki sumber daya lokal yang potensial yaitu karang taruna. Namun demikian, selama ini karang taruna belum banyak diberdayakan agar banyak terlibat dalam pembangunan kesehatan terkait dengan PHBS. Materi-materi kesehatan yang selama ini menjadi perhatian karang taruna adalah tentang perilaku pencegahan narkoba, kesehatan lingkungan, dan pencegahan perilaku seksual yang menyimpang.

Oleh karena itu, perlu dilakukan pemberdayaan karang taruna agar lebih banyak terlibat pada upaya pencapaian indikator PHBS di DIY. Dinas kesehatan DIY telah berinisiasi untuk melibatkan karang taruna dalam upaya pencapaian indikator PHBS DIY. Pertama kegiatan tersebut dimulai dengan need assessment yang dilanjutkan dengan penyusunan buku panduan bagi karang taruna agar dapat menjadi agent of change pada berbagai perilaku hidup dan sehat.  Selanjutnya, dilakukan pilot project untuk mengimplemntasikan buku tersebut.

alhamdulillah, saya terlibat pada kegiatan-kegiatan tersebut. Berikut saya lampirkan buku panduan yang telah kami susun. Semoga bermanfaat.

 

 

 

cover dan daftar isi isi buku pedoman pemberdayaan Karang taruna

23 November 2017
by supriyati
Comments Off on Tokoh masyarakat dan kader kesehatan sebagai modal sosial masyarakat di bidang kesehatan

Tokoh masyarakat dan kader kesehatan sebagai modal sosial masyarakat di bidang kesehatan

Keberadaan tokoh masyarakat dan kader kesehatan tak boleh diabaikan. Peran mereka sebagai pemimpin lokal sangat diharapkan sebagai agent of change di bidang kesehatan. Tokoh masyarakat dan kader kesehatan adalah modal sosial masyarakat yang harus diperhatikan keberadaannya. Tokoh masyarakat dan kader kesehatan, semestinya memiliki health literacy yang tinggi. Dengan demikian, mereka akan mampu memahami dan mengambil keputusan terbaik menuju masyarakat yang lebih sehat.

Berkaitan dengan hal tersebut, Fakultas Kedokteran UGM, melalui program CFHC-IPE (Community and Family Health Care – InterProfesional Education), menyelenggarakan kegiatan penguatan peran tokoh masyarakat dan kader pada implementasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Kegiatan tersebut ditujukan bagi tokoh masyarakat dan kader kesehatan di dusun yang digunakan sebagai lokasi masyarakat angkatan 2016 melakukan program CFHC -IPE. Kegiatan penguatan tersebut juga merupakan reward bagi tokoh masyarakat dan kader atas kerjasamanya selama ini pada program CFHC-IPE tahun I pada tahun ajaran 2017, seperti link berikut :

http://fk.ugm.ac.id/2017/11/peningkatan-kesehatan-masyarakat-melalui-penguatan-kader/

 

26 January 2016
by supriyati
Comments Off on Hello..

Hello..

Dear Colleagues and friends,

hope this message find you well..

let’s light up our life 🙂